POINNEWS.COM – Suasana diplomasi di Hongkong kembali dipenuhi antusiasme ketika Delegasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Indonesia, yang dipimpin oleh Ketua Komisioner BNSP, Syamsi Hari, bersama Prof. Amilin dan NS. Aji Martono, melakukan pertemuan strategis dengan Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Hongkong, Yul Edison, Hongkong (21/12/23).
Pertemuan yang difasilitasi oleh KJRI Hongkong bukan hanya sekadar untuk memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga membuka pintu kerja sama di sektor pelatihan kerja.
Diskusi mendalam terjadi antara delegasi BNSP dan Konsul Jenderal RI untuk Hongkong, membahas langkah-langkah konkrit untuk meningkatkan kualitas sertifikasi profesi di Indonesia, terutama bagi pekerja migran Indonesia yang berada di Hongkong.
Pentingnya sinergi internasional terutama dalam meningkatkan mutu sertifikasi profesi menjadi fokus utama dalam pertemuan ini.
Baca Juga:
Keponakan Yusril Ihza Mahendra Terpilih Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang Periode 2025 – 2030
Statusnya Tersangka, KPK Ungkap Alasan Soal Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto Belum Ditahan
Arktor Sinetron ‘Mak Lampir’ Sandy Permana Bersimbah Darah Akibat Luka Tusuk, Polisi Buru Pelaku
Dengan jumlah Pekerja Migran Indonesia mencapai 147.000 jiwa di Hongkong, BNSP berkomitmen untuk memastikan bahwa sistem sertifikasi profesi mencerminkan kebutuhan dan standar internasional.
KJRI Hongkong, dalam menyambut delegasi BNSP, menegaskan komitmen penuh untuk mendukung upaya BNSP dalam memperkuat sistem sertifikasi profesi.
Pertemuan ini dianggap sebagai momentum penting untuk menjalin sinergi dengan lembaga pelatihan dan pendidikan setempat di Hongkong dan Macau.
Selanjutnya, delegasi BNSP melanjutkan diskusi dengan beberapa Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Hongkong, termasuk TCK Learning Centre For Migrant Workers yang diwakili oleh Prof. Cristopher Drake.
Baca Juga:
Menko Muhaimin Iskandar Ungkap Alasan Kegiatan Pendidikan Tak Perlu Libur Selama Bulan Ramadhan
Puan Maharani Tanggapi Isu Pergantian Sekjen PDI Perjuangan, Usai Hasto Kristiyanto Tersangka KPK
Diskusi ini melibatkan pihak-pihak yang terlibat aktif dalam memberikan pelatihan kepada pekerja migran Indonesia, seperti Natali dan Jessy dari Indonesia Diaspora Network (IDN), serta Clement Yeung dari HK Society For Indonesian Studies (HKSIS).
Syamsi Hari, Ketua BNSP, menyatakan komitmen BNSP untuk membantu menyelaraskan program pelatihan dengan standar kompetensi yang berlaku di Indonesia.
Sebagai bagian dari upaya ini, BNSP akan meninjau program-program pelatihan yang telah dilaksanakan dan memastikan bahwa skema kompetensinya sesuai dengan standar BNSP.
Selain itu, BNSP berencana untuk memberikan dukungan Tempat Uji Kompetensi (TUK) agar pekerja migran dapat mengikuti uji kompetensi secara langsung.
Baca Juga:
Jaksa Agung Burhanuddin Sebut Ada Pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jadi Tersangka
Di Kabupaten Banyuwangi, Wamentan Sudaryono Ajak Petani Milenial Ikut Percepat Swasembada Pangan
Status Terkini Mantan Menkumham Yasonna Laoly Usai KPK Cekal Dirinya ke Luar Negeri
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pekerja migran Indonesia di Hongkong dan mendukung peningkatan standar kompetensi kerja di tingkat internasional.
Di tempat yang sama, BNSP juga bertemu dengan delegasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek Republik Indonesia.
Diskusi yang berlangsung bertujuan untuk memperkuat sinergi antar-lembaga dalam penanganan sertifikasi profesi.
Rangkaian kunjungan ini belum berakhir, karena delegasi BNSP berencana melanjutkan agenda mereka dengan kunjungan ke Macau.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Diskusi lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait di Macau dijadwalkan untuk melibatkan berbagai aspek terkait peningkatan standar kompetensi dan kolaborasi di bidang pendidikan dan sertifikasi profesi.
Melalui inisiatif ini, BNSP menegaskan peran strategisnya dalam meningkatkan standar kompetensi kerja Indonesia, sekaligus membuka peluang kerjasama yang lebih luas di tingkat internasional.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pembentukan tenaga kerja yang terampil dan kompeten secara global.