POIN NEWS – Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Lucius Karus menyatakan keprihatinannya menjelang Pemilu 2024.
Belum ada figur yang menawarkan program, mengungkapkan apa yang ingin mereka lakukan untuk membangun mimpi Indonesia.
Termasuk visi-misinya ke publik jika mereka dipilih menjadi presiden dan wapres.
“Publik tampaknya sudah jenuh dengan figur yang itu-itu saja,” tegas Lucius.
Kita semua perlu mendorong pemilu substantif, pemilu yang mengusung gagasan dan program.” imbuh Lucius.
Selain itu, Lucius menekankan pentingnya bagi publik untuk membaca kebutuhan sebelum memilih capres-cawapres alternatif.
“Ini cukup mendesak mengingat pemilu akan digelar di 2024,” ujarnya.
“Bahkan seharusnya soal kebutuhan publik mestinya banyak dibicarakan dan jadi wacana.”
“Akan lebih mudah memastikan kebutuhannya dulu, baru kemudian dicocokkan dengan figur-figur yang ada.”
“Bukan figurnya dulu, baru membahas pemenuhan kebutuhan. Apa yang menjadi kebutuhan rakyat untuk membangun Indonesia dan mewujudkan visi-misi ke depan harusnya didahulukan,” katanya.
Lucius berpendapat bahwa ada banyak banyak figur yang punya potensi, kapasitas, dan kualitas untuk menjadi capres-cawapres sesuai yang dibutuhkan Indonesia.
Namun, kata dia, karena tidak dekat dengan partai politik, maka mereka cenderung jauh dari radar.
Figur baru ini punya peluang untuk diorbitkan, mengingat figur yang disorot papan atas survei saat ini atau punya elektabilitas tinggi belum menawarkan program sama sekali.
Selain itu, ia juga menilai bahwa publik sudah jenuh dengan figur yang itu-itu saja.
Lucius prihatin bahwa kandidasi pilpres hanya berorientasi kursi kekuasaan, bukan demi membangun mimpi untuk Indonesia masa depan.
Lucius Karus menyampaikan hal itu dalam diskusi publik bertajuk “Jokowi Cawapres 2024 vs Capres-Cawapres Alternatif”, pada Rabu, 21 September 2022, di Jakarta. ***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Poinnews.com, semoga bermanfaat.