POIN NEWS – Bukan tidak mungkin akan muncul calon presiden alternatif, sebab publik saat ini merasa jenuh dengan capres yang itu-itu saja.
Di samping itu, masih ada waktu setahun lebih yang memungkinkan capres alternatif menonjolkan eksistensinya, sebelum Pemilu 2024 digelar.
Demikian disampaikan pengamat politik Ray Rangkutu di acara diskusi Syndicate Update bertajuk “Mencari Capres Alternatif dan Membaca Arah Koalisi” di Jakarta Selatan, Rabu, 31 Agustus 2022.
Ditegaskan Ray, diskursus capres alternatif ini perlu disuarakan ke publik untuk mendorong substansi Pilpres 2024.
Baca Juga:
Prabowo Sebut Muhammadiyah Luar Biasa, Punya 167 PT, 5.345 Sekolah dan Madrasah serta 440 Pesantren
Usai Periksa Remaja Pelaku Pembunuhan Ayah dan Neneknya di Jaksel, Polisi Ungkap Hasil Tes Urine
Prabowo Subianto Beri Pesan kepada Kepala Daerah Terpilih: Bekerja untuk Rakyat, Layani Rakyat
Ray memperingatkan bahwa perihal penentuan capres alternatif ini, semestinya publik memastikan terlebih dahulu apa saja kebutuhan, keinginan, tantangan, dan tuntutannya untuk menjawab apa yang dibutuhkan negara.
“Baru cari capres atau cawapres-nya. Bukan sebaliknya, mencari tokohnya dulu baru mengidentifikasi hal-hal tadi,” imbuhnya.
Publik perlu ikut mendorong munculnya nama-nama alternatif agar dipertimbangkan oleh partai menjadi capres atau cawapres.
“Saya juga tekankan, publik jangan ragu untuk mengajukan nama yang dianggap bisa memenuhi kebutuhannya,” pungkasnya.
Baca Juga:
Sebanyak 24 Orang Jadi Tersangka Kasus Judi Online yang Libatkan Oknum Pegawai Kementerian Komdigi
Prabowo Subianto dan Raja Inggris Charles III Bicarakan Terkait Kerjasama Pelestarian Lingkungan
Lebih lanjut, Ray mengatakan bahwa capres alternatif mesti menonjolkan dan menunjukkan dirinya mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan publik, paling tidak, setahun menjelang Pemilu 2024.
“Mereka bisa menaikkan elektabilitas. Tapi pastikan apakah mereka mampu memenuhi yang diharapkan publik.” katanya.***