Sri Mulyani Sebut Bukan Hal Berlebihan, Peringatan Ekonomi Dunia dalam Bahaya

- Pewarta

Sabtu, 15 Oktober 2022 - 08:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani. (Dok. kemenkeu.go.id)

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani. (Dok. kemenkeu.go.id)

POINNEWS.COM – Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani mengatakan bukan hal yang berlebihan jika ada peringatan bahwa kondisi ekonomi kini berada dalam bahaya.

Yuks, dukung promosi kota/kabupaten Anda di media online ini dengan bikin konten artikel dan cerita seputar sejarah, asal-usul kota, tempat wisata, kuliner tradisional, dan hal menarik lainnya. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Hal ini disampaikannya saat pembukaan pertemuan keempat dan sekaligus pertemuan terakhir para menteri keuangan dan gubernur bank sentral (FMCBG) di Washington DC, Rabu malam 12 Oktober 2022.

“Bukan hal yang berlebihan jika dikatakan bahwa kondisi ekonomi dunia kini berada dalam bahaya. Kita kini menghadapi risiko yang semakin parah dan memburuk, mulai dari tingginya inflasi, melambatnya pertumbuhan ekonomi, kerawanan energi dan pangan, krisis iklim dan fragmentasi geopolitik.”

“Perang di Ukraina memperuncing krisis ketahanan pangan global dan nutrisi, menimbulkan kerentanan harga energi, pangan, dan pupuk, membatasi kebijakan perdagangan yang dapat diambil dan menimbulkan gangguan rantai pasokan,” ujarnya.

Ditambahkannya, konsekuensi dampak pandemi COVID-19 dan perubahan iklim membuat harga pangan masih akan tetap mahal dan pasar pupuk akan tetap rentan.

Sementara gabungan dampak pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina membuat harga energi melonjak, menimbulkan keprihatinan terhadap kelangkaan energi yang akhirnya menimbulkan dampak pada banyak negara, terutama negara-negara pengimpor energi.

Tanpa menyebut nama negara mana, Sri Mulyani mengkritisi pengambilan kebijakan untuk menyelamatkan perekonomian suatu negara yang berdampak ke negara lain, seperti upaya meredam inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga.

Sementara, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan untuk mengatasi berbagai isu itu, forum pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 Rabu malam memusatkan pembicaraan pada enam agenda.

“Pertama, bagaimana mengatasi secara bersama koordinasi secara dunia diantara G20 untuk memitigasi risiko stagflasi, juga kebijakan makro ekonomi dan moneter dunia.”

“Kedua, bagaimana mengatasi resiko luka memar pandemic pada dunia usaha. Ketiga, kerjasama pembayaran antar negara dan CBDC. Keempat, inklusi ekonomi dan keuangan. Kelima, green sustainable finance. Keenam, perpajakan,” ujar Perry Warjiyo

Dalam forum yang dihadiri hampir seluruh pemangku kebijakan ekonomi G20, antara lain Direktur Bank Dunia David Malpass, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Menteri Keuangan Amerika Janet Yellen, dan lainnya itu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa seluruh ancaman yang membayangi perekonomian dunia itu tidak dapat diselesaikan sendirian, sehebat apapun suatu negara.

Lewat akun instagramnya, Sri Mulyani menggarisbawahi keyakinannya bahwa “meski penuh tantangan menjaga keberlangsungan forum G20 di tengah badai ini, saya percaya keberadaan G20 dapat menjadi pilar harapan yang membantu dunia melewati situasi pelik ini.”

“Perbedaan yang ada di setiap negara anggota G20 justru akan memunculkan opsi terbaik bagi dunia,” pungkasnya.***

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Poinnews.com, semoga bermanfaat.

Berita Terkait

Pemerintah Belum Buka Kran Ekspor, Lebih dari 66 Perusahaan Minat Berbisnis Pasir Sedimentasi Laut
Banyaknya Barang Impor Masuk Pasar Domestik, Menperin Agus Gumiwang Sebut Penyebab Deflasi
Rilispers.com Layani Publikasi Khusus di Media Ekonomi dan Bisnis untuk Pencitraan dan Pemuliĥan Citra
Harga Komoditas Pangan yang Terlalu Murah Disebut Mendag Zulhas Sebabkan Petani Alami Kebangkrutan
Tren Deflasi Berlangsung 5 Bulan Berturut-turut, Airlangga Hartarto Jelaskan Situasi Ekonomi Nasional Terkini
Jokowi Dorong Lagi Masyarakat Minta Prabowo Lanjutkan Program Bantuan Beras 10 Kilogram Per
Senin Ini Kadin Indonesia Beri Keterangan kepada Media Usai Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie Bertemu
Dukung Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi Nasional, Agro Media Network Luncurkan Portal Sawitpost.com
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 8 Oktober 2024 - 11:07 WIB

Banyaknya Barang Impor Masuk Pasar Domestik, Menperin Agus Gumiwang Sebut Penyebab Deflasi

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Rilispers.com Layani Publikasi Khusus di Media Ekonomi dan Bisnis untuk Pencitraan dan Pemuliĥan Citra

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 14:58 WIB

Harga Komoditas Pangan yang Terlalu Murah Disebut Mendag Zulhas Sebabkan Petani Alami Kebangkrutan

Jumat, 4 Oktober 2024 - 10:07 WIB

Tren Deflasi Berlangsung 5 Bulan Berturut-turut, Airlangga Hartarto Jelaskan Situasi Ekonomi Nasional Terkini

Kamis, 3 Oktober 2024 - 11:50 WIB

Jokowi Dorong Lagi Masyarakat Minta Prabowo Lanjutkan Program Bantuan Beras 10 Kilogram Per

Sabtu, 28 September 2024 - 15:18 WIB

Senin Ini Kadin Indonesia Beri Keterangan kepada Media Usai Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie Bertemu

Kamis, 26 September 2024 - 13:20 WIB

Dukung Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi Nasional, Agro Media Network Luncurkan Portal Sawitpost.com

Kamis, 26 September 2024 - 09:46 WIB

Badan Pangan Nasional dan Stakeholder Pangan Komitmen Turunkan Angka Susut dan Sisa Pangan

Berita Terbaru